Teratai (Nymphaea sp) selalu diminati para penikmat tanaman hias. Sosoknya yang natural, eksotik dan dekoratif, membuat tanaman ini terlihat semarak sekaligus menyejukkan pandangan. Popularitas tanaman air ini semakin melambung ketika penelitian ilmiah mengungkap ada beragam manfaat dibalik keindahan bunganya.
Teratai sering disebut Seroja atau Padma. Masyarakat Eropa menyebutnya Water Lily karena bunganya mirip Bunga Lily. Menurut literature, teratai sudah ditanam sejak Mesir Kuno, bahkan di Cina sudah dikenal 1200 SM
Mekar Mewangi
Teratai memiliki lebih dari 200 jenis varietas, namun spesies asli Indonesia hanya ditemukan 3 jenis. Seperti varietas N. Pubescens yang banyak tumbuh di Pulau Jawa. Jenis ini berbunga putih dan hanya mekar di siang hari. N. Stellata yang ditemukan di pedalaman Kalimantan berbunga biru muda dengan putik dan benang sari kuning muda. Ada lagi jenis N. Nouchali, varietas ini hampir sama dengan jenis N. Pubescens namun ukurannya lebih besar dan bunga mekar di malam hari.
Teratai juga digolongkan berdasarkan besar kecilnya ukuran bunga, seperti teratai kecil, sedang dan besar. Berdasarkan siklus berbunga, teratai termasuk jenis perennial atau berbunga sepanjang tahun. Bentuk kelopaknya menyerupai roset dengan variasi warna sangat beragam, putih, pink, biru, kuning, merah, hingga kehitaman. Jika sedang mekar, bunga teratai akan menebarkan aroma wangi.
Bunga biasanya bertahan mekar antara 2-4 hari. Setelah itu kelopak akan rontok dan terbentuk bakal biji di bagian kepala putik. Dengan majunya tekhnologi, teratai banyak disilangkan antar spesies sehingga terbentuk varietas baru yang lebih beragam.
Suka Teduh & Lembab
Teratai dapat dikembang biakkan dengan biji, umbi, tunas atau sulur. Perbanyakan dengan biji memerlukan waktu cukup lama. Caranya pilih bii tua, keringkan dan kikir untuk menghilangkan cangkang kerasnya. Rendam biji dalam zat perangsang tumbuh dan semaikan di media tanah berpasir. Taruh di tempat yang teduh dan lembab. Setelah 2-3 minggu, tunas akan bermunculan dan siap dipindah ke media tanam yang baru.
Cara lain dengan umbi. Cara ini lebih mudah dan tingkat kegagalannya lebih rendah dibandingkan menyemaikan biji. Pilih akar yang tua, bersihkan dan keringkan. Lalu semaikan di media tanam. Perbanyakan dengan tunas lebih mudah lagi. Pisahkan tunas dari batang induk, bersihkan kotorannya dan pangkas sebagian daunnya. Proses berikutnya tinggal menanam di lokasi yang baru.
Dengan memotong sulur yang sudah bertunas, anda juga bisa mendapatkan bibit teratai baru. Potong 2-3 cm pada bagian sulur bertunas yang sedah berakar, pindahkan ke media tanam dan anda mendapat tanaman teratai baru.
0 komentar:
Posting Komentar